Iklan Billboard 970x250

Mending Kampus Negeri atau Swasta Sih?

Mending Kampus Negeri atau Swasta Sih?

Mending Kampus Negeri atau Swasta Sih?

Mending Kampus Negeri atau Swasta Sih?
Mending Kampus Negeri atau Swasta Sih?
"Mending Kampus Negeri atau Swasta Sih?"
Sering denger ucapan kaya gitu? Paradigma berpikir yang salah, dangkal dan sangat tidak menyeluruh.
Orang tersebut mungkin sedang mengkhayal dirinya berada di Finlandia. Saya mau ngutip ucapan jubir menkes covid-19 "THIS IS INDONESIA BRO"

Pada kenyataannya, kampus negeri tidak akan pernah sama dengan kampus swasta. Kampus swasta yang akreditasi A tidak akan pernah sama dengan yang akreditasi B. Begitu seterusnya. Ini paradigma berpikir yang benar.
Karena bagaimanapun, badan akreditasi nasional punya standar untuk mengklasifikasikan suatu kampus masuk akreditasi A, B, atau C.

Jika memang semua kampus sama, kenapa ada persyaratan "minimal kampus terakreditasi B" saat mau mendaftar jadi ASN? Di beberapa program doktoral PTN pun mensyaratkan lulusan magister yang mau daftar harus dari PTN juga atau swasta yang terakreditasi minimal B. Kenapa?
Jadi, jangan pernah berpikir semua kampus itu sama saja, lalu dibilang tergantung mahasiswanya. Karena banyak mahasiswa yang bersemangat kuliah, namun tidak difasilitasi dengan baik.
Apa itu fasilitas? Gedung, ruangan ber- AC, dosen yang kompeten, lingkungan yang memadai, sistem penunjang kampus dan sebagainya.

Quote: Kalo ada kampus IT tapi tidak pakai sistem IT, mending ga usah daftar.
Terutama yang jadi fokus disini adalah dosennya. Banyak kampus swasta, agar tetap bertahan hidup mereka menyewa dosen yang tidak kompeten bahkan masih berstatus sarjana, bukan magister. Lantas, bagaimana kualitas mahasiswanya jika begini?
"Ah... Sarjana yang banyak pengalaman, akan mengalahkan magister yang baru lulus"
Ya bisa saja itu terjadi, tapi masalahnya ilmu pengetahuan tidak didasarkan pada pengalaman individu tanpa metode ilmiah. TBH, Daya nalar kritis anak magister akan lebih baik dari lulusan sarjana. Kalo pernyataan ini salah, untuk apa ada level magister hingga doktoral? Lagi pula, syarat dari pemerintah adalah dosen harus S2. Ga bisa ditawar.

Biaya yang akan kamu keluarkan tidak berbeda jauh antar kampus swasta, jangan karena berpikir semua kampus sama saja lalu kamu pilih kampus yang inkompeten. Jangan. Jangan pernah. Biarkan mereka mati dengan sendirinya atau menyadari kekurangan dan ketidaksiapan mereka untuk menjadi sebuah kampus. Kalo memang tidak bisa mengidealiskan diri sesuai aturan pemerintah, jangan bikin kampus! Karena yang akan jadi korban adalah manusia. Mahasiswa yang membayar tiap semester dengan harapan kehidupan mereka yang lebih baik. Orang tua yang capek mencari uang untuk bayar SPP anaknya. Mereka semua yang dikecewakan.

Memang sebagus apapun kampus, ada saja mahasiswa yang minus. Tapi dengan lingkungan kampus yang baik, setidaknya dia akan terpengaruh sedikit banyak sebab faktor itu.
Kalau dibalik, ada mahasiswa yang cerdas tapi fasilitas kampus tidak memadai, dosen yang inkompeten, lantas bagaimana nasib dia?
Jadi sekali lagi ... Seriuslah mencari kampus yang baik. Karena itu mesin pemroses akalmu dalam 4 tahun ke depan. Dia menjadi penunjuk jalanmu. Menjadi penuntun ke arah yang lebih baik.
Jika kampus yang bagus itu lebih mahal sedikit, bayarlah...

Mungkin kamu merasa kasihan dengan orang tua yang membiayaimu, tapi jika mereka masih sanggup, gantilah rasa kasihanmu itu dengan belajar sungguh-sungguh selama kuliah. Setelah itu bayarlah dengan hasil gajimu. Bukan dengan mencoba mencari pekerjaan yang akan menyulitkan waktu belajarmu.
Kecuali dirimu seperti saya yang harus bekerja di siang hari dan kuliah di malam hari dengan tenaga sisa.

Note: tulisan ini bukan untuk mendiskreditkan kampus mana pun atau mahasiswa mana pun. Dengan belajar sungguh-sungguh, kita semua akan mendapatkan hasil dari proses tersebut, dari manapun kita berasal. 

Source : Facebook


Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Posting Komentar

Iklan Tengah Post