Iklan Billboard 970x250

Design dan Implementasi WLAN

Design dan Implementasi WLAN

Design dan Implementasi WLAN

Design dan Implementasi WLAN
Design dan Implementasi WLAN


  • Pengertian WLAN
WLAN (Wireless Local Area Networks) atau dalam bahasa Indonesia adalah LAN Nirkabel merupakan  sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan menggunakan media udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya dimana untuk menghubungkan antar node device antar client menggunakan media wireless, chanel frekuensi serta SSID yang unik untuk menunjukkan identitas dari wireless device.
Pada dasarnya wireless dengan LAN merupakan sama-sama jaringan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya, yang membedakan antara keduanya adalah media jalur lintas data yang digunakan, jika LAN masih menggunakan kabel sebagai media lintas data, sedangkan wireless menggunakan media gelombang radio/udara, sehingga WLAN bisa menjadi alternative LAN kabel jika sulit atau tidak menjangkau tempat-tempat tertentu seperti bangunan tua, ruang-ruang kelas, dll.

Sistem ini tentunya akan meminimalisasi kebutuhan akan sambungan kabel, sehingga akan menghemat biaya. Link terakhir yang digunakan adalah nirkabel, untuk memberi koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar.
Di zaman moderenisasi saat ini telah banyak tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi yang biasa disebut “Hotspot”. Hal ini tentunya memungkinkan pengguna komputer / laptop yang memiliki “Kartu Nirkabel (Wireless Card)” atau “Personal Digital Assistant (PDA)” untuk dapat terhubung dengan internet menggunakan titik akses (hotspot) terdekat.
  • Kelebihan dan Kekurangan WLAN
Kelebihan WLAN :
1. MOBILITAS.
WLAN mampu menyediakan informasi secara real-time di area mana saja dalam suatu jangkauan. Hal ini tentu meningkatkan kualitas layanan dan mendukung produktivitas jika dibandingkan dengan LAN kabel.
2. INSTALASI CEPAT dan MUDAH
Instalasi berlangsung cepat dan mudah dalam pengaplikasiannya, dan tentunya menghapus kebutuhan penarikan kabel yang cukup rumit.
3. FLEKSIBEL
Teknologi WLAN memungkinkan suatu jaringan mencapai tempat-tempat yang tidak dapat dicapai oleh kabel.
4. MENGHEMAT BIAYA.
Meskipun dibutuhkan biaya yang lebih tinggi dalam membeli perangkat hardware WLAN dibanding Wired LAN, namun jika dihitung secara keseluruhan, mengenai insatalasi , biaya perawatan dan pemeliharaan, maka biaya penggunaan WLAN akan jauh lebih murah, apalagi jika sering terjadi perubahan, maka keuntungan jangka panjang jaringan WLAN akan jauh lebih besar dibanding LAN kabel.
5. SKALABILITAS.
Mudahnya merubah konfigurasi WLAN untuk berbagai tipe topologi jaringan seperti jaringan “Peer to Peer” untuk pengguna kecil sampai yang lebih kompleks untuk melayani ribuan user, dan memungkinkan roaming dalam wilayah yang luas.


Kekurangan WLAN:
1. Biaya peralatan mahal. Hal ini dapat diatasi dengan mengembangkan dan memproduksi teknologi komponen WLAN tersebut dalam jumlah yang banyak sehingga harga akan terjangkau).
2. Waktu tunda (delay) yang besar
3. Adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul dan banyak sumber pengganggu lainnya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik antena diversity, teknik spread spectrum, dll).
4. Kapasitas jaringan menghadapi keterbatasan spectrum (pita frekuensi tidak dapat diperlebar tetapi dapat dimanfaatkan secara efisien dengan bantuan bermacam-macam teknik seperti spread spectrum / DS-CDMA).
5. Keamanan data (kerahasiaan) kurang terjamin. Hal ini dapat diatasi misalnya dengan teknik spread spectrum).
6. Tingkat kecepatan datanya saat ini hanya 54 Mbps dan 11 Mbps
7. Topologi ruangan, daerah dan cuaca sangat berpengaruh terhadap kualitas sinyal yang digunakan mengingat sistem transmisi yang digunakan adalah dengan medium radio mengakibatkan menurunnya proses speed koneksi.
  • Klasifikasi Jaringan WLAN
Teknologi wireless dimana dasar klasifikasi wireless biasanya berdasarkan jarak yang bisa di jangkau oleh wireless tersebut.
Wireless LAN Disingkat dengan WLAN atau wifi saja, perangkat WLAN memiliki jangkauan akses yang lebih jauh dibandingkan WPAN yaitu mencapai 500-1000 meter.WLAN menggunakan protokol 802.11b dan 802.11 a/g, dengan data rate 11 Mbps – 54 Mbps. Spektrum frekuensi pada 2.4 Ghz dan 5 Ghz sangat luas digunakan untuk kelas SOHO dan home networking.
  • Jenis-jenis Topologi/Arsitektur WLAN
  1. Independen Basic Service Set (IBSS)











AdHoc sering disebut Independent Basic Service Set (IBBS). Jaringan AdHoc terbentuk bila antara client wireless yang dilengkapi dengan wireless LAN Card saling terhubung satu sama lain secara langsung. Pada jaringan ini tidak memerlukan perantara seperti access point atau perangkat lainnya. Topologi Adhoc ini memiliki beberapa kelemahan. Jika client yang terhubung semakin banyak, maka proses transmisi data akan semakin lambat.
Kelemahan lainnya, karena tidak adanya access point yang dijadikan consentrator pada topologi ini, menyebabkan tidak adanya perangkat yang bisa mengatur wireless client yang tekoneksi. Collusion atau tabrakan pun sangat mungkin terjadi.

IBSS atau Ad-hock adalah topologi WLAN yang menghubungkan antara beberapa klien dari wireless tanpa menggunakan Access Point. Beberapa klien wireless yang berkomunikasi dengan model IBSS memiliki beberapa kelemahan. Jika semakin banyak kliennya maka prosesnya akan menjadi lambat yang disebabkan oleh keterbatasaan dari perangkat wireless client.Topologi IBSS mirip dengan model point to point dan juga point to multipoint pada jaringan kabel LAN namun bedanya tidak adanya sebuah terminal ( access point ) seperti hal nya switch pada LAN yang berfungsi untuk membuat perangkat-perangkat wireless klien saling terhubung. Kelemahan lain adalah karena tidak adanya Access point maka wireless client tidak bisa mengatur prioritas dari perangkat mana yang harus didahulukan. Hal ini menyebabkan tabrakan atau collusion yang tentu dapat membuat komunikasi jadi lambat.


2. Basic Service Set (BSS)











Koneksi antar wireless client pada topologi ini diperantarai oleh sebuah perangkat access point. Setiap wireless client yang ingin terhubng dengan client lainnya harus terhububung dulu dengan access point yang digunakan.
Basic Service Set merupakan kondisi yang diimplementasikan di perangkat Access Point, seluruh node melakukan transmisi ke Access Point, dan disebar ke node lain.
Basic Service Set dapat digambarkan sebagai blok prinsip kerja untuk sebuah WLAN. Sebuah BSS terdiri atas beberapa piranti mobile (laptop) atau piranti tetap (PC) dan satu stasiun sentral, yang dikenal dengan nama access point.
Bisa dikatakan Basic Service Set sama seperti Independen Basic Service Set tetapi bedanya client di BSS harus melewati Access point terlebih dahulu apabila ingin melakukan pertukaran data dengan yang lain.

BSS adalah kumpulan dari perangkat wireless yang terhubung satu sama lain dengan perantaraan sebuah perangkat access point. Perangkat access point berfungsi sebagai terminal pusat, semua klien wireless harus terhubung dahulu dengan access point sebelum berkomunikasi dengan klien yang lain.Pada klien WLAN harus beroperasi menggunakan mode Infrastructure Basic Service Set, jika tidak maka tidak bisa berkomunikasi dengan Access Point. BSS lebih bagus dari topologi IBSS


3. Extended Service Set (ESS)











Mengenal Jenis-Jenis Topologi yang Ada Pada Jaringan Wireless
Pada topologi ESS terdapat lebih dari satu access point yang digunakan. Tujuannya adalah untuk menjangkau area yang lebih jauh lagi. Jadi, bisa dikatakan topologi ESS ini merupakan gabungan atau kumpulan dari topologi BSS.
Pada topologi BSS atau ESS, kita bisa memadukannya dengan jaringan kabel. Koneksi ini biasa disebut infrastruktur, dimana wireless client dapat terhubng dan berkomunikasi dengan client lain pada jaringan kabel.

ESS  adalah kumpulan dari beberapa topologi BSS. Pada topologi ESS terdapat lebih dari satu Access Point(AP), Access Point – Access Point dalam topologi ESS terhubung satu sama lain melalui port uplink. Alasan utama dipakainnya model topologi ini adalah untuk memperluas daya jangkau AP dan juga karena meningkatnya beban yang mesti dilayani oleh satu AP.Beberapa hal yang mesti diperhatikan adalah dalam sebuah topologi ESS, AP-AP yang ada harus beroperasi dengan channel yang berbeda agar tidak saling meng- interferensi dan harus tetap menggunakan SSID yang sama.
  • Perangkat yang dibutuhkan dalam Jaringan WLAN
Nah, untuk membangun jaringan wireless sendiri, ada beberapa perangkat yang perlu Anda persiapkan. Apa saja perangkat tersebut? Berikut ulasannya:
1. Wireless Network Adapter

Kalau perangkat ini berada pada sisi client. Setiap client harusnya menyediakan minimal satu buah wireless network adapter untuk bisa terkoneksi ke jaringan via Wi-Fi.
Semua laptop keluaran baru sudah built-in dengan perangkat ini. Namun untuk kamu pengguna PC desktop, kamu mesti menambahkan perangkat tersebut, karena biasanya tidak ada desktop yang dilengkapi wireless adapter. Ada dua macam wireless adapat yang bisa digunakan, yaitu berbentuk slot PCI dan USB.
2. Wireless Router / Wireless Access Point

Sama seperti pada jaringan kabel, kedua perangkat ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan router atau switch, hanya saja media yang digunakan adalah wireless. Untuk jaringan rumahan yang tidak terlalu besar, saya rasa cukup bila menggunakan satu perangkat ini. Terlebih jika perangkat wireless ini sudah support teknologi band yang terbaru, bisa menjangkau sebagian besar bangunan di sekita rumah.
Untuk lokasi bisnis atau perkantoran, saya rasa membutuhkan lebih dari satu perangkat untuk kenyamanan koneksinya.
3. Antena Wireless

Biasanya wireless router sering memanfaatkan antenna untuk menambahkan ruang jangkaunya. Antenna ini sifatnya opsional alias dapat dilepas-pasang. Kamu bisa menggunakannya jika ingin jangkauannya luas.
Selain di sisi router, di sisi client juga bisa saja membutuhkan antenne. Fungsinya ketika tidak dapat menjangkau sinyal yang dipancarkan wireless router, dengan bantuan antena, wireless adapter bisa menjangkaunya.
4. Wireless Repeater

Sebuah wireless repeater dihubungkan pada wireless router atau wireless access point. Fungsinya adalah untuk menguatkan sinyal yang mulai melemah jika berada di jangkauan yang jauh dari pusat. Hal ini sangat membantu client yang kesulitan menjangkau wireless router atau access point.
  • Kemudian adapula perangkat lunak (software) yang diperlukan dalam pembuatan jaringan WLAN, diantaranya :
  1. Web Browser
    Software yang paling dibutuhkan untuk instalasi jaringan Wifi adalah web browser. Meskipun ada beberapa vendor yang menyediakan software khusus untuk mengatur konfigurasi dari perangkat Access Point maupun WiFi Adapter namun dengan  Web Browser kita tetap bisa mengakses konfigurasi perangkat WiFi yang akan kita pasang pada jaringan komputer kita, tanpa harus menginstal program tambahan.
    Apa kelebihan web browser jika dipakai sebagai perangkat lunak untuk instalasi WiFi?
Pertama, Web browser merupakan software bawaan yang tersedia pada sistem operasi yang digunakan pada komputer kita. Jadi, kita tidak perlu mendownload dan menginstalnya.
Kedua, Tampilan dan proses konfigur  Access Point  lebih mudah dan lebih familiar jika menggunakan web browser. Tinggal klik, masukkan parameter yang sesuai, klik savedan selesai.
Ketiga, semua vendor Access Point sudah menjadikan produk mereka untuk bisa diakses dan disetting melalui web browser alias Web base mode. Web browser menjadi software universal untuk mengakses dan mengkonfigur Access Point.

Sedikit kelemahan web browser jika dipakai untuk konfigur wifi Access Point adalah respon-nya yang agak lambat karena harus menampilkan tampilan grafis yang besar ukurannya
2. Telnet
beberapa software bawaan OS seperti command prompt, menyediakan fitur perintah telnet yang bisa digunakan untuk mengakses dan mengkonfigur Access Point. Software untuk telnet lainnya yang bisa dipakai adalah Secure CRT dan Putty, kedua software ini harus di-download dan diinstal terlebih dahulu.
Kelebihan menggunakan software telnet untuk konfigur Wifi Access Point atau untuk kebutuhan instalasi adalah respon-nya yang sangat cepat, tampilannya hanya berupa teks bukan grafis sehingga prosesnya menjadi sangat cepat. 
Kelemahan dari pemakaian software telnet adalah kita harus mengetahui detail command atau perintah yang dipakai dan perintah tersebut harus diketik untuk melakukan proses eksekusinya.
3. Utility
bawaan dari produk wifi yang kita beli tersebut. Biasanya dalam paket pembelian sudah tersedia driver dan installer dari software bawaan tersebut. Instalasi driver biasanya dilakukan hanya untuk WiFi klien dan biasanya driver dan software utility menjadi satu kesatuan instalasi.
4. Software yang keempat adalah software untuk mengetes koneksi antara wifi Access Point dan Wifi client. Untuk mengetes apakah komputer kita sudah terkoneksi atau belum bisa digunakan cara yang sederhana saja cukup dengan menggunakan perintah ping dari command prompt.
Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Posting Komentar

Iklan Tengah Post